Sunday, October 3, 2021

El Titiritero de Indonesia : KI SIGID ARIYANTO


Nacido en la ciudad de Blora - Java Central, 8 de junio de 1979. Ki Sigid Ariyanto es un Dhalang joven, talentoso y famoso de la ciudad de Rembang (dhalang : un titulo de un titirirero). Su deseo de ser Dhalang creció desde la adolescencia. Su carrera como dhalang crece gracias a los famosos dhalang que siempre fueron su inspiración. Estudió Wayang Kulit en el Instituto de Arte de Indonesia ( ISI ) en la ciudad de Surakarta.

Después de graduarse del ISI, Ki Sigid Ariyanto formó su equipo bajo el nombre de Cakraningrat. Desde entonces Ki Sigid Ariyanto se volvió más conocido en la ciudad de Rembang y también en el resto de Indonesia.

Su persistencia y la seriedad finalmente dieron frutos y fue una vez el mejor Dhalang en el Festival de Títeres de Sombra de Indonesia en 2008. Tuvo varias oportunidades de representar Indonesia ; en el Festival de Títeres de ASEAN en 2006, en un festival en Italia en 2003, y en el espectáculo de títeres y danza en Holanda en 2002.

Su estilos son innovadores y comunicativos y siempre manteniendo los valores fundamentales de la vida (Adi noble) por ello, el es muy favorito, también se destaca por como realiza las escenas de las batallas que parecen muy reales.





RIWAYAT SINGKAT KI SIGID ARIYANTO


Lahir di kota Blora - Jawa Tengah, 8 Juni 1979.  Ki Sigid Ariyanto adalah seorang Dhalang muda, berbakat dan terkenal di  kota Rembang. Keinginan dan kecintaannya untuk menjadi seorang Dhalang tumbuh semenjak masa remaja. Ki Sigid Ariyanto melanjutkan belajar wayang kulit ke Institut Seni Indonesia Surakarta.

Para Dhalang senior yang menjadi inspirasi dan panutannya antara lain : Ki Manteb Soedharsono, Ki Anom Suroto, Ki seno Nugroho. Semua itu menjadi inspirasi bagi dirinya untuk terus belajar dan menjadi seorang Dhalang yang sesungguhnya.

Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia di kota Surakarta pada tahun 2003, Ki Sigid Ariyanto mendirikan sebuah Sanggar Seni Cakraningrat di kota kelahirannya dan sebagai bentuk pengabdiannya di dunia seni khususnya seni pertinjukan Wayang Kulit. Sejak saat itu Ki Sigid Ariyanto mulai dikenal secara luas, baik di kota Rembang maupun di Indonesia.

Ketekunan dan keseriusan Ki Sigid Ariyanto dalam berkesenian akhirnya membuahkan hasil. Dia pernah menjadi penyaji terbaik dalam Festival Wayang Indonesia pada tahun 2008. Mendapat kesempatan sebagai Duta Indonesia dalam Festival Wayang ASEAN pada tahun 2006. Pada tahun 2003 mendapat kesempatan mengadakan pertunjukan bersama groupnya di Italia. Berkolaborasi untuk pertunjukan wayang dan tari di Belanda pada tahun 2002.  

Pementasan yang selalu inovatif dan komunikatif serta tetap menjaga nilai luhur (Adi Luhung) wayang kulit menjadikannya sangat disukai dalam setiap pementasannya. Salah satu yang membuatnya tersohor adalah cara dia memainkan Wayang Kulit dalam adegan sabet / perang, wayang kulit terlihat lebih  hidup.

Penampilan Ki Sigid Ariyanto di Uruguay :





El Titiritero de Indonesia : KI SENO NUGROHO

 Nacido en Yogyakarta, 23 de agosto de 1972. Ki Seno Nugroho es el hijo del famoso titiritero de la ciudad de Yogyakarta, Ki Supaman Cermo Wiyoto. Desde la infancia, siempre le acompañaba a su padre en sus obras de títeres. Su deseo de convertirse en un titiritero creció cuando estudiaba en la escuela secundaria. Su amor por títeres y su admiración al ver las obras del famoso Dalang Ki Manteb Soedarsana son sus inspiraciónes.


Después de graduarse de la escuela secundaria, Ki Seno Nugroho continuó estudiando en una escuela especial de arte (SGSI), se especializó en Dalang y se profundizó seriamente el conocimiento de Wayang Kulit.


Al principio Ki Seno Nugroho siempre tuvo la oportunidad de dirigir una obra por una hora que se le daba su padre antes de su propia obra que duraba toda la noche. Ki Seno Nugroho asistía las obras de Wayang mas seguidos, y aprendió a tocar el gamelan y también a ser un Dalang a los maestros de Yogyakarta. Después de sentirse capaz de ser independiente, formó un grupo de Gamelan llamado Warga Laras que consistía en 50 amigos de la escuela de arte. Desde entonces Ki Seno Nugroho se conoce mas ampliamente tanto en Yogyakarta como en Indonesia.


La persistencia y seriedad de Ki Seno Nugroho finalmente dieron frutos. Tuvo la oportunidad de colaborar con  titiriteros principales y sus ídolos como: Ki Manteb Soedarsana, Edy Suwondo Ki, Ki Anom Suroto, Ki y Ki enthus Sukoco Susmono. En la actualidad, Ki Seno Nugroho es capaz de dirigir varias obras de 5 hasta 20 veces por mes.

 
Sus espectáculos innovadores, comunicativos y siempre manteniendo los valores fundamentales (Adi noble) hacen que el sea muy favorito. Una de sus famas es su forma de realizar las escenas de las batallas que se ven muy reales.


Algunas de sus actuaciones en el exterior entre otras son :

1. En 2008 – La colaboración de Ki Seno Nugroho y su grupo ​​con el Grupo de Gamelan Kyai Madusari de Canadá y realizaron títeres multimedia que fueron presentados en 7 ciudades de Canadá. 

2. En 2006 colaboró ​​con Ben Wiwohatmo Dance Theater en una obra de danza y títeres en Corea del Sur. 

3. En 2004 Espectáculo de Wayang Kulit en la ciudad de Berlín y Kohln en Alemania. 

4. En 2002 colaboró ​​con Miroto Dance Company en la obra de “Saidjah y Adina” que fue presentada en 10 ciudades en Holanda. 

5. En 2000 colaboró ​​con Miroto Dance Company en la obra “Dancing Shadow” que fue presentada en 10 ciudades de Holanda y Bélgica. 



RIWAYAT SINGKAT KI SENO NUGROHO

Lahir di Yogyakarta, 23 Agustus 1972.  Ki Seno Nugroho adalah putra dari Dhalang terkenal di  kota Yogyakarta yaitu almarhum Ki Suparman Cermo Wiyoto. Sejak kecil ia selalu ikut ayahnya mendhalang. Keinginannya untuk menjadi seorang Dhalang tumbuh ketika masih menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama. Kecintaan terhadap wayang kulit dan kekaguman ketika melihat pementasan Dhalang yang sangat terkenal Ki Manteb Soedarsana menjadi inspirasi bagi dirinya untuk menjadi seorang Dhalang yang sesungguhnya. 

Setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama, Ki Seno Nugroho melanjutkan belajar di sebuah sekolah khusus kesenian (SMKI Yogyakarta), mengambil jurusan Pedhalangan. Di sekolah itulah Ki Seno Nugroho semakin serius memperdalam ilmu tentang Dunia Pakeliran / Wayang Kulit.

Pada awalnya Ki Seno Nugroho selalu diberi kesempatan oleh ayahnya untuk mendhalang selama 1 jam sebelum ayahnya mendhalang semalam suntuk. Ki Seno Nugroho semakin rajin melihat pertunjukan Wayang Kulit, belajar bermain gamelan dan berguru kepada tokoh-tokoh Dhalang yang ada di Yogyakarta. Setalah merasa mampu untuk mandiri, akhirnya ia membentuk sebuah Group Gamelan bernama Warga Laras yang terdiri dari 50 personil, dengan anggota teman - temannya semasa belajar di sekolah seni. Sejak saat itu Ki Seno Nugroho mulai dikenal secara luas, baik di Yogyakarta maupun di Indonesia.

Ketekunan dan keseriusan Ki Seno Nugroho dalam berkesenian akhirnya membuahkan hasil. Dia mendapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan beberapa Dhalang senior dan idolanya seperti : Ki Manteb Soedharsana, Ki Edy Suwondo, Ki Anom Suroto, Ki Sukoco dan Ki Enthus Susmono. Pada masa sekarang ini, Ki Seno Nugroho bisa mendalang 5 - 20 kali pertunjukan dalam 1 bulan.

Pementasan yang selalu inovatif dan komunikatif serta tetap menjaga nilai luhur (Adi Luhung) wayang kulit menjadikannya sangat disukai dalam setiap pementasannya. Salah satu yang membuatnya tersohor adalah cara dia memainkan Wayang Kulit dalam adegan sabet / perang, wayang kulit terlihat lebih  hidup.

Kecintaan dan kemampuannya memainkan wayang kulit membawanya melanglang buwana. Beberapa pertunjukan Ki Seno Nugroho di luar negeri antara lain : Pada tahun 2008 Ki Seno Nugroho bersama groupnya berkolaborasi dengan Group Gamelan Kyai Madusari dari Canada dan membuat wayang multimedia yang di pentaskan di 7 kota di Canada. Pada tahun 2006 berkolaborasi bersama Bimo Wiwohatmo Dance Theater membuat sebuah pertunjukan tari dan wayang yang dipentaskan di Korea Selatan. Pada tahun 2004 Ki Seno Nugroho menunjukan kebolehannya bermain Wayang Kulit di Jerman, tepatnya di kota Berlin dan Kohln. Pada tahun 2002 berkolaborasi dengan Miroto Dance Company dalam karya Saidjah dan Adinda yang dipentaskan di 10 kota di Belanda. Pada tahun 2000 berkolaborasi dengan Miroto Dance Company dalam karya Dancing Shadow  yang dipentaskan di 10 kota di Belanda dan Belgia.

Penampilan Ki Seno Nugroho di Argentina :





El Titiritero de Indonesia : KI SIGID ARIYANTO

Nacido en la ciudad de Blora - Java Central, 8 de junio de 1979. Ki Sigid Ariyanto es un Dhalang joven, talentoso y famoso de la ciudad de ...