Friday, June 22, 2018

Tari di Indonesia


Di Indonesia, tari pada mulanya bersifat kolektif  dan merupakan sebuah ekspresi kehendak. Mereka sangat percaya dengan menari akhirnya kemauan mereka akan tercapai.  Misal dengan menari bersama untuk mengharap hujan, kemudian setelah panen mereka bergembira karena panennya berhasil.  Dari kegiatan ini lama-lama berkembang lebih lanjut dan akhirnya menjadi tari hiburan (social dance).

Di Indonesia, tari dapat digolongkan menjadi 3 bagian besar :
1. Tari Upacara berfungsi sebagai media persembahan dan pemujaan terhadap kekuasaan-kekuasaan yang lebih tinggi dengan maksud untuk mendapatkan perlindungan atau mengusirnya demi keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan hidup masyarakat.  Tarian ini bersifat sakral dan magis, Contoh di Bali Tari Wali.  Tari-tarian magis dari suku-suku bangsa primitif juga termasuk tari upacara.Tarian ritual diadakan oleh masyarakat primitif pada waktu upacara adat, seperti upacara penguburan / kematian, kelahiran, perkawinan, potong gigi, potong rambut yang pertama, turun tanah, kehamilan dsb.  Pelaksanaannya teratur dengan berbagai ketentuan upacara adat, kepercayaan dan keagamaan itu disebut Ritus, makanya disebut juga tari ritual (ritual dance).  Di Indonesia tari seperti ini banyak terdapat di daerah pedalaman Sulawesi, Kalimantan,Irian Jaya, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.  Pada Tari Upacara faktor keindahan adalah sekunder, yang penting kekuatan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia sendiri atau hal-hal di luar diri manusia.  Suku bangsa primitif percaya bahwa dengan bergerak (menari) mengimitasikan gerak-gerak alam akan mengakibatkan maksudnya tercapai.  Sifat mempengaruhi semacam itu disebut Magi.  Oleh karena itu tari upacara juga disebut tari Magi  Dengan peniruan itu akan timbul situasi getar bawah sadar yang selaras, seirama dengan getar alam sekitar dan menjadikan penarinya trance (tidak sadar diri).  Trance terjadi pada alam bawah sadar dan sering timbul kekuatan diluar kemampuan manusia seperti kebal, tahan api, tahan senjata tajam, bisa bersuara keras dsb.  Karena yang diutamakan dalam tari upacara adalah aspek kehendak maka geraknya sangat sederhana dan terbatas, banyak diulang-ulang, melingkar dan secara kolektif.  Musiknya sederhana seperti depakan kaki, tepuk tangan, keplokan perut, paha atau dada, dengan vokal (teriakan, getakan, siulan, rintihan atau nyanyian).  Ciri Tari Upacara : Gerak tarinya imitatif, Geraknya merupakan ekspresi jiwanya, Aga suasana mistis, magis / religius, Geraknya sederhana dan terbatas, Tidak memikirkan komposisi, Dilakukan secara kolektif, Musiknya sederhana, Banyak pengulangan gerak.


2. Tari  Hiburan / pergaulan dengan maksud untuk memeriahkan / mengkaitkan keakraban pertemuan / untuk memberikan kesempatan serta penyaluran bagi mereka yang mempunyai kegemaran akan menari. Gerak dan ritme yang menjadi unsur dasar tari itu muncul sebagai ungkapan rasa gembira individu atau kelompok.  Disebut tari hiburan kaena sifatnya yang rekreatif.  Tari gembira dan tari pergaulan termasuk di dalamnya.  Pada jaman feodal tari ini berkembang pada kalangan bangsawan dan juga rakyat jelata.  Umumnya dilakukan berpasangan wanita dan pria.  Semula dilakukan dilapangan terbuka lambat laun dilakukan di ruangan tari (ballroom).  Tujuannya adalah mengharap partisipasi aktif para penontonnya untuk ikut bersama menari dan bersuka ria.
 

3. Tari Pertunjukan (Theatrical Dance).  Tari Pertunjukan bertujuan memberi hidangan pertunjukan tari untuk selanjutnya diharapkan dapat memperoleh tanggapan dari penontonnya. Fungsinya sebagai tontonan, maka faktor penonton penting.  Tempatnya khusus yaitu panggung terbuka / tertutup, panggung modern atau tradisional.  Semua diperhatikan baik gerak tarinya, kostum, musik, rias dsb.   

Thursday, June 21, 2018

SEKILAS TENTANG GAMELAN


Gamelan merupakan seperangkat alat musik tradisional Indonesia yang keberadaannya sudah sangat akrab bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di pulau Jawa dan Bali. Sebagai sebuah produk budaya, keberadaan musik gamelan sudah menjadi kebutuhan kehidupan bagi masyarakat dalam hal seni dan keindahan. 

Di pelosok desa, gamelan merupakan sarana untuk menyalurkan ekspresi berkesenian dan menjadi dalam kehidupan. Selain mengenal istilah Gamelan, masyarakat juga mengenalnya dengan istilah Karawitan dan Gangsa. Istilah Karawitan berasal dari kata Rawit yang berarti kecil, halus atau rumit. Sedangkan istilah Gangsa berasal dari kata Kamsa atau Kangsa yang berarti perunggu. Dalam perkembangannya di pulau Jawa istilah tersebut berubah menjadi  Gangsa yang berarti Gamelan.

Dalam pengertian yang sempit istilah Karawitan dipakai untuk menyebut suatu jenis seni suara atau musik yang mengandung salah satu atau kedua unsur berikut (Supanggah, 2002:12) :
  1. Menggunakan alat musik gamelan, sebagian atau seluruhnya baik yang berlaras slendro atau pelog, sebagian atau semuanya.
  2. Menggunakan laras (tangga nada) slendro dan atau pelog baik instrumen gamelan atau non gamelan maupun vocal atau campuran dari keduanya.
Seorang sarjana berkebangsaan Belanda yang bernama Dr. J.L.A. Brandes secara teoritis mengatakan bahwa masyarakat Jawa sudah memiliki ketrampilan budaya jauh sebelum datang pengaruh budaya India. Ketrampilan budaya itu sebagai berikut : 1. Wayang   2. Gamelan   3. Ilmu irama sanjak   4. Batik   5. Pengerjaan logam   6. Sistem mata uang sendiri   7. Ilmu teknologi pelayaran   8. Astronomi   9. Pertanian sawah   10. Birokrasi pemerintahan yang teratur, (Brandes, 1889).

Pada masa sekarang ini gamelan telah mendunia artinya gamelan tidak hanya dikenal dan dipelajari di Indonesia saja tetapi telah dikenal dan dimainkan secara luas di seluruh dunia. Berbagai negara seperti Amarika, Belanda, Jepang dan sebagainya termasuk Argentina telah mengenal dan mampu memainkannya.


Data Tentang Gamelan
Data tentang keberadaan gamelan ditemukan dalam sumber tertulis berupa prasasti dan kitab kesusastraan yang berasal dari masa Hindu-Budha dan sumber piktorial berupa relief yang dipahatkan pada bangunan candi.
Sumber piktorial ditemukan pada candi yang berasal dari masa klasik Jawa Tengah (Abad VII-X) dan candi yang berasal dari masa klasik Jawa Timur (Abad XI–XV, Haryono, 1985). 

Dalam sumber tertulis masa klasik Jawa Timur, kelompok ansambel gamelan dikatakan sebagai tabeh-tabehan (bahasa Jawa baru tabuh-tabuhan atau tetabuhan) yang berarti segala sesuatu yang ditabuh atau dibunyikan dengan cara dipukul. 

Dalam bahasa Jawa ada istilah Gèmbè yang berarti alat pemukul sedangkan di Bali ada istilah Gambèlan yang kemudian mungkin menjadi istilah Gamelan.
 


   

El Titiritero de Indonesia : KI SIGID ARIYANTO

Nacido en la ciudad de Blora - Java Central, 8 de junio de 1979. Ki Sigid Ariyanto es un Dhalang joven, talentoso y famoso de la ciudad de ...